Menjadi perempuan adalah anugrah. Menjadi perempuan yang beriman dan berislam, itu jauh lebih indah lagi. Mau tahu kenapa? Karena menjadi perempuan muslimah itu merupakan sebuah berkah yang tidak dialami oleh semua perempuan di dunia. Dan berkah ini akan menjadi lebih sempurna ketika sebagai muslimah, kita menyadari akan keistimewaan ini.
Kenapa bisa begitu? Dari pengalaman pribadi yang pernah saya lihat dalam kehidupan sehari-hari, ternyata di luar sana, banyak banget mereka yang mengaku dirinya muslimah namun masih bingung dengan jati dirinya sendiri. Mereka akhirnya berusaha mencari jawaban kebingungan itu dengan mengambil jalan lain yang nggak ada benernya sama sekali.
Wanita memang diciptakan dengan segala kelembutan yang begitu indah. Wanita juga diciptakan setingkat lebih rendah dibandingkan pria? Benarkah.. Dalam kehidupan dewasa ini banyak kita jumpai wanita-wanita yang lebih suka duduk dibelakang meja daripada harus menjadi ibu rumah tangga. Lihat saja umumnya pada banyak perusahaan, wanita lebih banyak ditemui keberadaannya daripada pria. Tak jarang pula wanitalah yang menduduki top manajemen dalam suatu perusahaan. Begitu pula dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya, tak tanggung-tanggung banyak wanita yang memiliki tingkat pendidikan setara S2, hebat ya…..ohhh wanita.
Satu ketika, salah seorang teman perempuan saya pernah mengeluh begini “Lebih enak jadi laki-laki daripada perempuan.” Benarkah? Saya pun menatap sang teman dengan pandangan heran dan kasihan. Pernyataan yang meluncur dari bibir seseorang mampu menunjukkan kualitas batinnya. Ada apaaa denganmu, wahai perempuan ? .......sory bukan aku menjiplak lagunya peter pan lhoo J
Aku mencoba mengusut akan semua itu, dan ternyata hal tersebut dikarenakan ibunya suka memperlakukan tidak adil antara anak perempuan dengan laki-lakinya. Dalam banyak hal, anak laki-laki mendapat perlakuan istimewa dibanding saudari-saudarinya. Misalnya saja dalam hal makan. Anak-anak laki-laki pasti diberi jatah daging ayam yang paling besar dan empuk ”ya iyya lah laki-laki kan makannya banyak..kaya aku ini heheh”, sedangkan anak-anak perempuan diberi yang banyak tulang dan kecil”wah tapi nggak gitu banget kali yah..moso makan tulang hehe”. Belum lagi dalam hal pakaian, pendidikan, dan lain-lain. Jadilah sebuah persepsi muncul di benak seorang anak perempuan bahwa menjadi laki-laki jauh lebih baik.
Bukan satu atau dua kasus ditemui di tengah masyarakat tentang perlakuan diskriminatif antara laki-laki dan perempuan. Banyak kasus terjadi sehingga para feminis merasa mendapat angin segar untuk menunjukkan bahwa perjuangannya benar. Fakta di masyarakat tak terelakkan, memang. Tapi apakah sebuah atau beberapa buah fakta itu bisa dijadikan dalil pembenaran?
Berpikirlah jernih, wahai perempuan utamanya muslimah. Fenomena seperti contoh kisah di atas terjadi karena ada sesuatu yang salah tertanam di benak sang ibu. Sebuah persepsi bahwa mempunyai anak laki-laki lebih mulia daripada anak perempuan. Sebuah persepsi yang tidak muncul dengan sendirinya. Sebuah persepsi yang dibangun secara turun temurun dan terbina oleh masyarakat tempatnya tinggal. Sebuah persepsi jahiliyah tepatnya, yaitu ketika perempuan dianaktirikan dan terpinggirkan.
Saatnya para ibu, masyarakat, negara dan dunia menengok sebuah aturan yang sangat memuliakan perempuan. Situasi jahiliyah itu tak pantas dilestarikan. Saatnya para ibu, masyarakat, negara dan dunia menengok sebuah aturan yang sangat memuliakan perempuan. Aturan Islam yang berasal dari Sang Maha Pembuat Aturan jawabannya. Perempuan dimuliakan sehingga tak tanggung-tanggung ada surat An-Nisa yang berarti perempuan dan berbicara banyak tentang perempuan juga. Saat ketika Islam datang itulah, hak perempuan terangkat dengan sempurna.
Perempuan yang sebelumnya tak punya hak untuk mewarisi harta tapi malah diwariskan karena dianggap harta benda, menjadi punya hak karena Islam. Perempuan yang semula tak punya suara untuk memilih calon suami, menjadi punya hak memilih dan menolak bila sang calon tak sesuai dengan keinginannya. Perempuan yang semula bodoh, terbelakang, terpinggirkan bahkan dibunuh karena mencoreng keluarga dengan kelahirannya, menjadi istimewa dan terpuji karena Islam.
Lihatlah siapa yang disebut oleh Rasulullah tercinta ketika seorang anak bertanya siapa yang seharusnya dipatuhi. Ibu disebut tiga kali mengalahkan posisi seorang ayah. Begitu indah posisi seorang perempuan dalam Islam.
Ketika berstatus istri, hanya dengan cukup taat dan patuh pada suami selama tidak melanggar aturan Allah, surga balasannya. Begitu mudah, begitu indah dengan Islam.
Ketika mempunyai anak perempuan pun, satu, dua atau tiga, jaminannya surga bagi orang tua yang mampu membesarkan dan mendidik sang anak agar menjadi pribadi yang sholihah. Subhanallah. Lalu di sebelah mananya perempuan mengeluh dan menyesal terlahir sebagai perempuan? Pantas bagi mereka yang terlahir sebagai perempuan tapi tak mengenal Islam untuk mengeluh. Tapi setelah berbagai keistimewaan dan kemuliaan yang diberikan oleh Islam, apakah masih pantas kita sedih karena terlahir sebagai perempuan ?
Sekali-kali tidak ! Menjadi perempuan itu indah. Menjadi perempuan muslim itu jauh lebih indah. Karena sesungguhnya keindahan yang ada, bukan karena status kelamin yang disandang melainkan aturan siapa yang dipakai. Menjadi laki-laki dan perempuan adalah anugrah. Dan ketika ‘kun fayakun’ Allah menjadikan kita perempuan, yakinlah bahwa jenis kelamin ini yang terbaik bagi kita, pun yang terindah yang pernah kita punya. Maka belajar bersyukur adalah sebuah keindahan lain selain sebagai perempuan yang mempunyai status keislaman dalam diri.
Jangan pernah menyesal menjadi perempuan, karena yakinlah menjadi perempuan itu indah. Bila tak percaya, tanyakan pada seantero penghuni dunia, mereka pasti akan setuju dengan pendapat ini. Tak terkecuali juga para laki-laki. Yakinlah ^_^.....”aku yaqin haqqul yaqin heheh”.
Mari kita bercermin dari sebuah kisah dimana Rasulullah memberikan 10 wasiat h kepada putrinya Fathimah binti Rasulillah. Sepuluh wasiat yang beliau sampaikan merupakan mutiara yang termahal nilainya bila kemudian dimiliki oleh setiap istri ”perempuan” sholehah. Wasiat tsb adalah :
- Ya Fathimah, kepada wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum, melebur kejelekan, dan meningkatkan derajat wanita itu.
- Ya Fathimah, kepada wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah menjadikan dirinya dengan neraka tujuh tabir pemisah.
- Ya Fathimah, tiadalah seorang yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan mencuci pakaiannya, melainkan Allah akan menetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.
- 4. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang menahan kebutuhan tetangganya, melainkan Allah akan menahannya dari minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.
- Ya Fathimah, yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhoaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridho kepadamu, maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai Fathimah, kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.
- Ya Fathimah, apabila wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika wanita merasa sakit akan melahirkan, Allah menetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang di jalan Allah. Jika dia melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Bila meninggal ketika melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikitpun. Didalam kubur akan mendapat pertamanan indah yang merupakan bagian dari taman sorga. Dan Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.
- Ya Fathimah, tiadalah wanita yang melayani suami selama sehari semalam dengan rasa senang serta ikhlas, melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya di hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Dan Allah memberikan kepadanya pahala seratus kali beribadah haji dan umrah.
- Ya Fathimah, tiadalah wanita yang tersenyum di hadapan suami, melainkan Allah memandangnya dengan pandangan penuh kasih.
9. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang membentangkan alas tidur untuk suami dengan rasa senang hati, melainkan para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. - Ya Fathimah, tiadalah wanita yang meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, melainkan Allah memberi minuman arak yang dikemas indah kepadanya yang didatangkan dari sungai2 sorga. Allah mempermudah sakaratul-maut baginya, serta kuburnya menjadi bagian dari taman sorga. Dan Allah menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal-mustaqim dengan selamat.
Begitu indah menjadi wanita, dengan kelembutan dan kasihnya dapat merubah dunia. Jadilah diri-dirimu menjadi wanita sholehah, agar negeri menjadi indah, karena dirimu adalah tiang negeri ini.....SEKIAN by mazpram .blog
Jadikanlah ghadhul bashar(menundukkan pandangan) sebagai hiasan kedua matamu,niscaya akan semakin bening dan jernih...^_^
BalasHapus