Manusia adalah Makhluk Tuhan yang mengklaim dirinya adalah makhluk yang paling mulia karena memiliki akal budi, tetapi terkadang terjebak dalam kasus klasik yaitu tahta, harta dan wanita. Sebenarya Kemuliaan manusia bukan diukur karena punya akal budi namun dari perbuatan kita sendiri, terutama perbuatan kepada sesama.
Akal budi dapat membawa :
1. kemuliaan
2. kehancuran
3. merencanakan hawa nafsu negatif
4. mendukung artikulasi hawa positif
tahta, harta dan wanita adalah anugerah dan apabila tidak dikelola dengan benar maka akan muncul mala petaka.
Dalam serat Werdatama tertulis :
perhatikanlah, di zaman kala bendu, seyogyanya meredam gejolak nafsu, yang berakibat salah kaprah, “buah karya” perbuatan hina.”
hukuman di zaman kala bendu, nafsu angkara murka kian tak terkendali, budi mulia tak mampu meredamnya lagi, bila belum saatnya datang ampunan tuhan, suasana panas terasa membara.
Inilah yang terjadi saat ini banyak manusia yang saling mencela, saling berebut tahta , saling berebut wanita dan ujungnya adalah petaka, bencana dimana – mana, karena pemakaian akal budi dan kepandaian yang keblinger dan hanya untuk mencari kekuasaan, kepuasan sesaat.
Akankah semua berlanjut menuju kehancuran atau menuju ketatanan baru semua tergabtung pada sosok yang dinamakan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar